Demak - Banjir yang terjadi di wilayah Kabupaten Demak, sampai saat ini masih belum surut. Ada 8 desa di Kecamatan Sayung yang terendam banjir. Sebagian dari mereka ada yang mengungsi dan ada yang masih bertahan di rumah mereka masing-masing.

 

Komandan Kodim 0716/Demak Letkol Arh Mohamad Ufiz, S.I.P., M.I.Pol saat meninjau lokasi menyebut, banjir yang terjadi di wilayah Kecamatan Sayung akibat curah hujan yang tinggi.

 

“Sungai Seruni yang melintasi kawasan ini tidak mampu menampung debet air, sehingga meluber ke pemukiman warga,” ungkapnya, Selasa (09/02/2021).

 

Selain itu, terdapat jembatan ambrol dan tanggul kali yang jebol di Desa Dombo sejak Sabtu (06/02) lalu, menambah debet air semakin tinggi masuk ke pemukiman warga. Bahkan di beberapa titik, tinggi air mencapai 80 cm.

 

Kedelapan desa yang terdampak banjir tersebut, yaitu Desa Prampelan dengan jumlah rumah terendam banjir mencapai 1.289 rumah, dengan ketinggian air yang masuk ke rumah warga rata-rata antara 20 hingga 60 cm.

 

Desa selanjutnya yakni Desa Tambakroto dengan jumlah rumah yang terdampak sebanyak 37 rumah. Desa Loireng 1.074 rumah, Desa Purwosari 201 rumah, Desa Kalisari 2.440 rumah, Desa Sayung 3.142 rumah, Desa Dombo 112 rumah, dan Desa Bulusari 51.

 

“Tinggi air yang masuk ke pemukiman bervariasi. Ada yang hanya 20 cm, tapi ada juga yang mencapai 80 cm. Untuk yang terparah yakni di Desa Prampelan dan Desa Sayung,” sambung Dandim.

 

Dandim meminta agar warga tetap waspada akan adanya banjir susulan, mengingat saat ini merupakan musim penghujan, terlebih mendekati tahun baru Imlek, yang konon katanya Imlek identik dengan curah hujan tinggi.

 

“Bencana ini merupakan musibah bagi warga Demak, bagi kita semua. Untuk itu, saya imbau kepada warga Kabupaten Demak, khususnya warga Kecamatan Sayung untuk tetap waspada menghadapi musim penghujan ini. Semoga banjir ini segera berakhir,” tutup Dandim.