DEMAK – Dalam Serbuan Vaksinasi Kodam IV/Diponegoro di wilayah Kodim 0716/Demak yang menyasar pelajar MA dan MTS NU Mranggen, dimanfaatkan Batuud Koramil 12/Mranggen Serma Wahyu Hidayat untuk berbagi cerita dengan para siswa-siswi, sembari menunggu antrian vaksinasi.

 

Batuud kelahiran Desa Ngemplak, Kecamatan Mranggen, 36 tahun silam ini mengajak mereka berbagi cerita dengan menyelipkan pesan edukasi dan pesan moral kepada mereka di halaman kampus MA-MTs NU Mranggen, Minggu (18/07/2021).

 

Dirinya menceritakan kepada para pelajar tentang pengalamannya sebelum dan sesudah menjadi seorang prajurit TNI, suka duka menjadi seorang abdi negara yang harus rela mati untuk berbakti kepada nusa, bangsa dan negara.

 

“Dulu waktu penugasan, saya harus rela meninggalkan anak istri di rumah. Berjuang membela tanah air di daerah rawan konflik. Dua tahun lamanya nggak pulang,” ungkap Serma Wahyu menceritakan pengalamannya.

 

Tak berselang lama, seorang siswi bernama Indah (17) bertanya, “Bapak bawa senjata api beneran pak?, terus bapak disana takut ketembak sama musuh atau tidak pak?,” dengan polosnya, pertanyaan ini dilontarkannya.

 

Dengan senyum, Batuud yang juga jago bermain sepakbola ini menjawab, “Ya bawa senjata beneran dek, masak bawa senjata dari pelepah pisang, nanti diketawain sama musuh disana dong,” jawabnya dengan diikuti sorak tawa dari para pelajar.

 

“Kalau ada sisa nyawa, saya bawa pulang untuk keluarga. Dan Alhamdulillah, Allah masih memberi kesehatan dan keselamatan kepada saya hingga saat ini,” imbuhnya melengkapi jawaban dari pertanyaan Indah (17).

 

Tak hanya seputar pengalaman tugas, Batuud juga mengingatkan tentang pentingnya mematuhi protokol kesehatan dengan 5M, yaitu memakai masker, menjaga jarak aman dengan orang lain, mencuci tangan sesering mungkin, mengurangi mobilitas di luar rumah dan menghindari kerumunan.

 

Batuud yang berdomisili di Desa Kebonbantur ini juga mengajak para siswa siswi untuk meraih cita-cita setinggi mungkin, dengan rajin belajar, tekun, pantang menyerah dan selalu berbakti kepada orangtua serta guru.

 

“Raih cita-cita setinggi mungkin, dengan selalu mencari rido orangtua. Insyaallah akan tercapai. Ingat adik-adikku semua, jangan pernah menyakiti hati orangtua. Rido Allah berada di rido orangtua, begitu juga murkaNya,” tutupnya.